Selasa, 02 September 2008

Sudah Lurus, Pa !



Suatu pagi, dua hari setelah sunat, anak-anak mendapat ‘kejutan’ saat buang air (baca : kencing) di kamar mandi. Berceritalah Dion dengan antusias dan mata takjub, ‘Pa, sekarang kencing saya lurus dan kenceng pisan ...!’ Dhanu , si kecil tak mau kalah menimpali, ‘ Iya Pa, kencing saya juga, banyak lagi, sampai saya semprot-semprotkan ke tembok, tangki air toilet, asyiik …!’ Giliran aku yang terperangah. Rupanya, mimpi buruk pasca sunat sudah berlalu, kembalilah mereka ke watak asalnya … Malamnya, ganti aku dan istriku yang mendapat ‘kejutan’. Dari ruang keluarga terdengar teriakan lantang si Dhanu, ‘Aku suka perempuan, aku suka perempuan… asyik !’ Hah ! . apa ini ? hobi baru pasca sunat ?, begitu pikir kami. Penasaran , aku longok ke tempat anak-anak main. O.. rupanya mereka tengah nonton film kartun sambil tak lupa si kecil sibuk komentar ini itu … Nampaknya ada tokoh kartun (aku lupa filmnya) yang telah membuat si kecil terpikat. Wee... Lha dalah .... :)

Jumat, 22 Agustus 2008

Sunat !


Dengan alasan kesehatan, hari ini kedua ‘jago’an milik anak-anakku bakal disunat. Pertimbangan lain, mengikuti teladan Yesus, yang bahkan sudah disunat pada usia 8 hari. Mumpung mereka lagi pada libur panjang sekolah. Dalam urusan yang memerlukan nyali, si kecil Dhanu nampaknya lebih bisa diandalkan. Dia minta duluan, sementara si kakak Dion, sebagaimana kakak-kakak lainnya, cenderung ‘mengorbankan’ adiknya dulu … Oalah !

Dengan gagah, majulah si kecil ke meja ‘pembantaian’. “ Bener juga ya kata papaku, disunat mah kaga sakit !”, gitu kali pikirnya dalam hati begitu proses pembantaian kecil selama kurang lebih 25 menit, selesai dengan mulus. Eiiit ….sebentar nak ! Maaf ya, kalau papa belum sempat cerita gimana rasanya setelah disunat … Na… itu dia , lima menit berikutnya terdengar ‘lantunan’ sedu sedan si kecil …. Menangisi kenakalan ‘jago’nya yang mulai berasa mematuk-matuk sakit ! Ritual dan drama ala sinetron lokalpun berlanjut pada si kakak… Sabar ya nak, kalian pasti akan mampu melewatinya. Menyakitkan memang. Anggap saja ini bagian dari ’inisiasi’ menjadi lelaki sejati .....J


24 Juni 2008

Selasa, 19 Agustus 2008

Wajah Mimpi Anak ku


Petang saat belajar untuk ulangan esok hari, Dion tertidur kelelahan. Sleep like a baby ... Dan akupun berangan-angan ....


Detik-detik paling nikmat
Menatap lekat wajahmu
Saat lelap mendekap

Adakah dalam mimpimu
Kelebat kita bersama
Hari ini ...?



(akhir Juni 2008)

Tugas Puisi Dhanu

Suatu hari, Dhanu mendapat tugas mencari puisi , untuk dibaca di depan kelasnya.
Maka, lahirlah puisi hasil 'meditasi' papanya :). Ayolah nak, kita lihat sekitar kita saja, dan .... bum ! jadilah puisi untukmu ...

Brownies, nama anjingku

Brownies, nama anjingku
Karena coklat indah warna bulunya
Karena manis dan lucu
Tingkah lakunya

Brownies, nama anjingku
Tulang dan susu kesukaannya
Menggigit sandal kebandelannya
Menjaga rumah kepintarannya

Brownies , nama anjingku
Kusebut namanya dalam doaku
Agar ia sehat ceria selalu
Karena ia sahabat setiaku


Kantung Semar Namanya

Kantung Semar namanya
Karena lucu bunganya seperti kantung
dan bulat pangkalnya laksana Semar menggantung

Kantung Semar namanya
Nepenthes nama latinnya
Serangga kecil makanannya
Tempat teduh kesukaannya

Kantung Semar namanya
Tidak sulit merawatnya
Tiap hari kusiram dia
Dengan air dan cinta



di tengah Juni 2008

Kepada anak ku

Senja duduk mencakung, menonton anak-anak main bola dengan teman-teman di jalanan.
Ah, sudah anak-anak mereka sekarang. Rasanya masih bayi tertatih kemarin sore ....



Mata terbuka bertanya
Mulut menganga terpana
Mimik lucu menggoda

Tangan jahilmu
gelitik anganku
Jejak mungilmu
Menjerat hatiku

Sumpah suciku, anak ku
Antar langkahmu
ke batas mimpi


(awaljuni 2008)

Terima kasihku padamu, Mama

Hari ini bunda anak-anakku berulang tahun.Ada 'ritual' kecil untuk merayakannya. Untuk memaknainya, anak-anak kemudian baca puisi di depan mamanya. inilah puisi mereka ...

Terima kasihku padamu, Mama
T’lah kau tuntun langkah kecilku
Menapaki jalan licin berbatu

Kau juga memelukku,
Kala dingin malam menyergapku
Meskipun tak lupa juga menghardikku,
Manakala menggila nakalku ...
Namun bergegas pula,
kau seka airmataku
Saat aku mulai tersedu ...
Dan kita akan kembali
tertawa bersama
Menikmati yang riang dan lucu-lucu

Terima kasihku, Mama
Atas cakrawala luas,
Yang kau bentangkan di kakiku ...
Kelak, jika tiba masaku ....
Tunjukkan saja jalanku
Kan ku gambari sendiri
Kanvas lukisanku ...



Selamat ulang tahun, Mama
Sayang kami juga untukmu
Dari anak-anakmu, Dion dan Dhanu

22 Mei 2008

Gambar simetrisnya Dion

Dua hari lalu, aku memperhatikan hasil gambar anak-anak di rumah. Agak terkejut aku mendapati bahwa gambar-gambar tokoh komik hitam putih nya si Dion ternyata selalu menghadap ke depan dan selalu : simetris ! Misalnya tangan kiri si tokoh pegang senjata pedang, maka tangan kanan juga akan memegang senjata , dengan pose yang mirip tangan kiri . Demikian juga jika kaki kanan ada semacam asesoris ’aneh’ (dalam khayalannya barangkali semacam senjata juga ...) maka pada kaki kanan pasti akan ditemukan asesoris sejenis juga. Ketika aku tanyakan, memang dia selalu merasa harus membuat gambarnya simetris. Bahkan bukan dalam hal menggambar saja. Jika suatu saat kaki kanannya menghentak tanah (tanpa sengaja) satu kali, maka dengan sadar dia harus menghentakkan kaki kirinya juga satu kali ! Jika tidak, dia akan merasa ada yang kurang ... Aneh juga, ya ? Fenomena apa ini ?


Jumat, 7 Desember 2007